Liputan 6 - Minggu, 28 November
Liputan6.com, Seoul: Amerika Serikat dan Korea Selatan, Minggu (28/11) memulai latihan militer bersama di perairan barat Semenanjung Korea. Latihan itu militer bersama yang menyebabkan Korea Utara meradang itu juga ditentang Cina. Korea Utara bahkan sempat mengeluarkan ancaman.
Amerika Serikat sendiri menyebutkan latihan bersama ini sebagai tanda pencegahan terhadap Korea Utara. Seorang pejabat dari pasukan AS di Korea mengatakan kepada Reuters, kapal induk bertenaga nuklir USS George Washington telah bergabung dengan pelatihan yang akan berlangsung selama empat hari itu.
Kapal induk George Washington membawa 75 pesawat tempur dan memiliki awak lebih dari 6.000 orang. George Washington tidak datang sendirian, kapal induk ini disertai sedikitnya empat kapal perang lain.
Menghadapi kondisi yang kian memanas, Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak minta para menteri dan pembantunya untuk bersiap menghadapi provokasi yang dilakukan Korea Utara saat pelatihan itu berlangsung.
"Ada kemungkinan Korea Utara akan melakukan beberapa tindakan yang tak disangka-sangka, jadi harap bersiap dengan sungguh-sungguh menghadapinya melalui kerja sama dengan pasukan gabungan Korea-AS," kata Lee sebagamana dikutip oleh jurubicaranya.
Kantor berita Korea Utara KCNA Sabtu (27/11) lalu mengatakan, "Jika AS membawa kapal induknya ke Laut Barat Korea akhirnya, tak seorang pun yang dapat memprediksi konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi".
Cina telah berusaha mencegah eskalasi kekerasan di Korea dan memperingatkan terhadap aksi militer di dekat pantainya.
Korea Selatan menjelaskan bahwa Cina telah mengirim sejumlah pejabat senior yang mencakup Penasihat Negara Dai Binnguo ke Seoul untuk mengadakan pertemuan, Ahad (28/11), dengan Menteri luar Negeri Korea Selatan Kim Sung-hwan.
Militer AS menegaskan, pelatihan militer bersama itu lama direncanakan sebelum serangan Korut pada Selasa. Latihan itu memang dirancang untuk merintangi Korea Utara dan tidak ditujukan pada Cina.
"Kami telah beroperasi secara rutin di perairan, di lepas pantai Semenanjung Korea selama bertahun-tahun," kata Kapten Darryn James, seorang juru bicara Pentagon. (Ant/Vin)
No comments:
Post a Comment