Liputan 6 - 27 menit laluKirim
Liputan6.com, Washington: Amerika Serikat memiliki bukti bahwa Taliban Pakistan mendalangi upaya gagal untuk meledakan bom mobil di pusat kota New York, kata Jaksa Agung AS Eric Holder. "Kami kini mengembangkan bukti yang menunjukkan bahwa Taliban Pakistan mendalangi serangan itu," kata Holder dalam program televisi ABC "This Week", yang membahas permasalahan saat ini.
"Kami tahu mereka membantu memfasilitasi serangan itu. Kami tahu mereka mungkin membantu mendanainya, dan ia (pelaku) bekerja atas perintah mereka," katanya seperti dilaporkan AFP, Senin (10/5). Faisal Shahzad, seorang warga AS kelahiran Pakistan, diturunkan dari pesawat tujuan Dubai dan ditangkap Senin atas tuduhan meninggalkan mobil yang akan diledakkan di Times Square New York lebih dari sepekan [baca: Ancaman Bom Mobil Ribuan Orang Dievakuasi]
John Brennan, deputi penasihat keamanan nasional Gedung Putih, mengulangi pernyataan Holder yang menuding Taliban Pakistan dalam wawancara dengan CNN. "Tampaknya ia bekerja atas nama Taliban Pakistan TTP," kata Brennan. "Kelompok ini bersekutu dekat dengan Al-Qaeda. Ini sesuatu yang kami tanggapi dengan sangat serius," katanya.
Pernyataan Holder itu disampaikan ketika New York Times melaporkan bahwa AS memperingatkan Pakistan agar menumpas gerilyawan muslim garis keras atau menghadapi konsekuensi berat. Jendral Stanley McChrystal, panglima AS di Afghanistan, mendesak pemimpin militer Pakistan Jendral Ashfaq Parvez Kayani di Islamabad, Jumat, untuk segera memulai ofensif militer terhadap Taliban Pakistan dan Al-Qaeda di Waziristan Utara.
Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah barat laut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan. Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.
No comments:
Post a Comment