Friday, December 4, 2009

Dalam Dua Bulan, 14 Warga Uighur Dihukum Mati

Antara
Antara - Jumat, 4 Desember

Beijing (ANTARA/Reuters)- Sejak bulan lalu sampai Desember sudah 14 warga Uighur dihukum mati karena terlibat pembunuhan dan tindak kejahatan lainnya dalam kerusuhan yang melanda wilayah Xinjiang, China barat, kata data kantor berita Xinhua, Kamis.

Pengadilan China, Kamis menjatuhkan hukuman mati terhadap lima terdakwa yang dituduh terlibat pembunuhan dan kejahatan-kejahatan lainnya dalam kerusuhan etnik di wilayah Xinjiang Juli yang menewaskan hampir 200 orang.

Kantor berita resmi Xinhua memberitakan satu pengadilan di Urumqi, ibukota wilayah Xinjiang, juga menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup terhadap dua terdakwa.

Bulan lalu, China mengeksekusi sembilan orang yang terbukti bersalah terlibat kejahatan dalam kerusuhan etnik antara warga Uighur, etnik minoritas berbahasa Turki yang menyebut Xinjiang adalah kampung halaman mereka, dan etnik mayoritas Han China.

Dalam aksi kekerasan etnik terburuk di Xinjiang dalam puluhan tahun, para warga Uighur menyerang suku Han di Urumqi, setelah turun jalan-jalan untuk memprotes serangan-serangan terhadap pekerja dari etnik Uighur di sebuah pabrik di China selatan Juni yang menewaskan dua warga Uighur.

Etnik Han di Urumqi berusaha melakukan pembalasan dua hari kemudian.

Aksi kekerasan itu menewaskan 197 orang, sebagian besar etnik Han dan lebih dari 1.600 orang cedera, kata data resmi.

Xinjiang yang kaya energi terletak di Asia tengah yang strategis, dilanda ledakan-ledakan bom dalam tahun-tahun belakangan ini, serangan senjata api dan kerusuhan yang dituduh Beijing dilakukan kelompok separatis Uighur yang menuntut kemerdekaan bagi "Turkistan Timur."

Banyak warga Uighur mengecam larangan-larangan pemerintah menyangkut agama dan kebudayaan mereka dan kedatangan secara besar-besaran etnik Han yang membuat beberapa daerah jumlah mereka menjadi minoritas di wilayah itu.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para aktivis Uighur juga mengatakan Beijing dengan sengaja membesar-besarkan ancaman dari aktivis-aktivis itu untuk membenarkan kekuasaan ketatnya.

No comments:

Post a Comment