Antara
Antara - Selasa, 30 Maret
Istanbul (ANTARA/Reuters) - Menlu AS Hillary Clinton menjamin Turki bahwa Gedung Putih menentang resolusi kongres AS yang menganggap pembunuhan besar-besaran orang Armenia pada Perang Dunia I di Turki sebagai pemusnahan suku bangsa, kata Kementerian Luar Negeri Turki, Senin.
Kementerian itu mengeluarkan pernyataan tersebut setelah pembicaraan melalui telefon antara Hillary dan Menlu Turki Ahmet Davutoglu, Ahad.
AS ingin melancarkan hubungan dengan Turki, satu-satunya anggota NATO di wilayah Timur Tengah dan sekutu penting di berbagai tempat sulit dari Afghanistan hingga Timur Tengah.
Turki telah menarik duta besarnya di Washinton setelah kongres AS menyetujui resolusi tak mengikat pada 4 Maret yang meminta Presiden Barack Obama untuk menyebut pembunuhan atas sebanyak 1,5 juta orang Armenia hampir seabad lalu sebagai genosida.
"Menlu Hillary Cliton menekankan bahwa pemerintah AS menentang keputusan yang diterima oleh komisi itu dan keputusan mencapai Sidang Majelis Umum," kata pernyataan itu.
Di Washington, jurubicara Deplu AS menyatakan Hillary dan Davutoglu juga membicarakan keputusan Turki untuk menarik duta besarnya dari Washington.
"Tentu saja, menurut pendirian kami, kami mengerti alasan mengapa Turki, anda tahu, menarik duta besarnya, dan kami mengharapkan bahwa duta besar itu akan kembali segera setelah Turki merasa nyaman," ujar jurubicara Deplu AS PJ Crowley.
Hillary dan Devutoglu telah mengadakan "pembicaraan yang hangat dan konstruktif, dan kedua menteri itu menekankan pentingnya kemitraan strategis kami antara Turki dan AS", tambah Crowley.
Lebih dari 20 negara menganggap pembunuhan atas orang Armenia oleh pasukan Turki Usmaniyah (Ottoman) hampir seabad lalu sebagai genosida, atau pemusnahan suatu bangsa. Turki menegaskan bahwa sejumlah orang Turki dan orang Armenia tewas dalam kekacauan perang saat runtuhnya Kesultanan Usmaniyah itu.
Turki sekarang ingin yakin bahwa Obama tidak akan menggunakan istilah genosida dalam pidato yang dijadwalkan pada 24 April, menekankan kekhawatirannya pada penghentian kunjungan oleh para pejabatnya.
Menurut Davutoglu, resolusi komisi kongres AS itu telah merusak upaya untuk meningkatkan kestabilan di Kaukasus Selatan.
Ketika Turki dan Armenia berusaha untuk memulihkan hubungan dan membuka perbatasan bersama mereka, kemajuan itu menjadi sulit karena permusuhan antara Armenia dan sekutu AS, Turki.
Hillary menyatakan para pejabat AS mengharapkan PM Turki Tayyip Erdogan akan menghadiri pertemuan puncak di Washington bulan depan mengenai perlucutan senjata nuklir, kata pernyataan Kementerian Luar Negeri.
Davutoglu dan Erdogan akan memutuskan dalam beberapa hari yang akan datang, apakah akan menghadiri pertemuan 13-14 April itu, tempat lebih dari 40 pemimpin dunia diperkirakan akan hadir, atau tidak.
Turkki telah menawarkan pada AS, untuk menggunakan hubungan dekatnya dengan Iran dalam perselisihan Teheran dengan Barat menyangkut program nuklirnya, tapi negara itu mengindikasikan mereka mungkin tidak akan mendukung putaran keempat sanksi PBB yang dipersiapkan oleh AS dan negara besar lain Barat.
No comments:
Post a Comment