Liputan 6
Liputan 6 - Rabu, 31 Maret
Liputan6.com, Washington: Seorang pakar nuklir terkemuka Iran membelot ke Amerika Serikat. Ilmuwan bernama Shahram Amiri dan baru memasuki usia 30 tahunan itu kini bekerja dengan CIA. Demikian dilaporkan ABC News, Selasa (30/3) malam waktu setempat, mengutip penjelasan orang-orang yang tidak disebut namanya.
Shahram Amiri hilang pada Juni 2009 setelah tiba di Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji. Hilangnya Amiri "adalah bagian dari operasi sejak lama yang dirancang CIA untuk membujuknya agar membelot," kata ABC. Agen intelijen AS menyebut pembelotan itu sebagai "satu kudeta intelijen" dalam upaya AS merusak program nuklir Iran.
Pada 7 Oktober, Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki menuduh ada keterlibatan AS berkaitan dengan lenyapnya Amiri. "Kami telah mendapatkan dokumen-dokumen yang menunjukkan campur tangan AS dalam hilangnya Shahram Amiri di Arab Saudi," kata Mottaki, seperti yang dikutip kantor berita Iran Fars.
Mottaki mengisyaratkan Amiri telah ditahan di Arab Saudi dan AS terlibat di dalamnya. "Kami menganggap Arab Saudi bertanggung jawab atas terjadinya kasus Shahram Amiri, dan kami juga berpendapat Amerika telah terlibat dalam penahanannya," kata Mottaki, seperti dikutip oleh kantor berita resmi Iran, IRNA.
Surat kabar Iran garis keras, Javan (Pemuda), dalam laporannya pada pertengahan Oktober, menyebut Amiri sebagai periset pada Universitas Teknologi Malek-Ashtar Teheran. Javan mempersalahkan Badan Intelijen Pusat (CIA) AS atas hilangnya ilmuwan muda itu.
Presiden AS Barack Obama mengatakan, dia ingin Perserikatan Bangsa Bangsa memberikan sanksi keras baru dalam beberapa pekan ini kepada Iran, berkaitan dengan program pengayaan nuklirnya. Sementara itu AS, Israel, dan Negara Barat lainnya mencurigai Iran sedang berusaha mengembangkan senjata atom. Namun tudingan tersebut dibantah keras oleh Teheran.(JUM/Ant)
No comments:
Post a Comment