Tempo
Tempo - Sabtu, 3 April
TEMPO Interaktif, Jakarta - Saat Jepang memastikan tiket ke Piala Dunia 2010, pelatih Takeshi Okada menetapkan targetnya: lolos ke semifinal, prestasi yang memang belum pernah dicapai tim berjuluk Samurai Biru itu.
Sebuah target yang bagi sebagian orang disebut berlebihan. Piala Dunia bukanlah kejuaraan Asia, yakni di sana Jepang pernah menjadi jawara tiga kali di lima tahun terakhir (1992, 2000, 2004). Namun pelatih berusia 53 tahun itu berkukuh.
"Saya katakan saya ingin mengejutkan dunia," katanya. "Jika Korea Selatan bisa ke semifinal (di Piala Dunia 2002), lalu kenapa kami tidak bisa?"
Pelatih yang mengantar Jepang lolos pertama kali ke Piala Dunia 1998 dan memberikan dua gelar J-League bagi Yokohama F. Marinos pada 2003 dan 2004 itu yakin ia punya kunci untuk lolos sampai empat besar.
"Motivasi adalah kunci bagi pemain yang ingin masuk skuad Piala Dunia," kata Okada, yang ditunjuk sejak Januari 2008. "Kami hanya akan memilih pemain yang akan memberikan 100 persen kemampuannya bagi kami untuk sampai ke semifinal."
Dari sisi amunisi, tim Nippon Daihyo punya kekuatan merata untuk tampil di Piala Dunia keempat mereka secara beruntun. Belum lagi sukses J-League yang menjadi kompetisi paling top di Asia dan mulai diliriknya pemain Jepang oleh klub-klub Eropa.
Shunsuke Nakamura boleh jadi adalah pemain paling populer di kubu Samurai Biru. Gelandang yang mencetak 29 gol selama lima tahun kariernya bersama Celtic itu punya kemampuan hebat dalam tendang bebas dan juga pemain saya kanan yang kreatif.
Di tengah, Jepang punya playmaker asal Gamba Osaka, Yasuhito Endo. Mantan pemain terbaik Asia itu adalah gelandang box-to-box yang punya kemampuan bertahan dan mengkreasikan serangan. Endo sudah menyatu dengan Makoto Hasebe, yang ikut membantu VfL Wolsfburg menjuarai Bundesliga Jerman musim lalu. Belum lagi bintang baru Keisuke Honda, yang ikut mengantar klub Rusia, CSKA Moskow, lolos hingga perempat final Liga Champions.
Kapten Yuki Nakazawa adalah tembok di lini pertahanan. Ia adalah satu dari tiga pemain Jepang yang mencatat lebih dari 100 kali penampilan. Tak jarang ia juga mencetak gol dan punya kerja sama apik dengan Markus Tulio Tanaka di jantung pertahanan.
Tapi apakah kekuatan merata saja sudah cukup? Jepang memiliki masalah dalam urusan mencetak gol. Di Piala Dunia 2006, mereka hanya sanggup mencetak dua gol di tiga pertandingan.
Perjalanan ke Piala Dunia 2010 juga idem ditto. Mereka hanya bisa mencetak lebih dari satu gol di empat pertandingan--dari total 14 pertandingan--melawan tim lemah macam Bahrain, Oman, Qatar, dan Thailand.
Persoalannya adalah ketidakkonsistenan Okada sendiri. Selama dua tahun terakhir, Okada mencoba 21 orang striker. Yang mencuat hanyalah Shinji Okazaki, yang mencetak 15 gol di 16 pertandingan, meski hanya satu yang ia buat selama babak kualifikasi. Di Piala Dunia, penyerang klub Shimizu S-Pulse itu kemungkinan akan menjadi starter dengan tandem Yoshito Okubo (Vissel Kobe) atau Takayuki Morimoto (Catania).
Di Afrika Selatan, Jepang berada di Grup E bersama dua tim Eropa, Belanda dan Denmark, serta wakil Afrika, Kamerun. Kamerun akan jadi lawan pertama Jepang pada 14 Juni, disusul Belanda pada 19 Juni, dan terakhir Denmark pada 24 Juni.
Melihat kekuatan ketiga pesaing Jepang di Grup E, The Oranje Belanda jelas difavoritkan berada di tempat teratas karena memiliki pemain bintang, semisal Arjen Robben, Robin van Persie, dan Wesley Sneijder. Artinya, Jepang harus bersaing dengan Denmark dan Kamerun memperebutkan posisi kedua.
Sebuah kerja ekstrakeras dibutuhkan skuad Okada itu jika ingin lolos ke babak 16 besar. Pengalaman dan jam terbang para pemain Jepang di level internasional memang sudah bertambah, tapi hal itu saja tidak cukup di sebuah kompetisi akbar seperti Piala Dunia.
Namun Shunsuke Nakamura punya pendapat. "Semua orang berpikir Belanda akan menjadi peringkat pertama (di grup) dan yang lain akan bertarung untuk posisi kedua, tapi kami harus melihat jauh ke depan dibanding itu. Pelatih kami, Takeshi Okada, berpikir kami bisa sampai ke semifinal dan kami akan memenuhi permintaannya."
No comments:
Post a Comment