Sunday, April 4, 2010

Kim Jamu Santap Malam, Berharap Kunjungi China

Antara
Antara - 2 jam 28 menit lalu

Seoul (ANTARA/Reuters) - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Il, menjamu pesta santap malam untuk duta besar baru China di Korea Utara, menurut media negara Ahad, di tengah laporan-laporan bahwa pemimpin Pyongyang tersebut berencana akan berkunjung ke Beijing.

Santap malam Sabtu itu juga dihadiri oleh para pejabat partai dan militer Korea Utara, menurut kantor berita resmi negara itu, KCNA.

Ketika Kim tampil dengan duta besar baru China, Liu Hongcai, `semua yang hadir menyambut hangat dia dengan penghormatan tertinggi,` katanya.

"Mereka menyatakan setia terhadap partai dan rakyat kedua negara untuk mengembangkan lebih lanjut dan melakukan konsolidasi dari generasi ke generasi," kata kantor berita itu.

Santap malam itu mendukung spekulasi yang mengantisipasi bahwa kunjungan Kim ke Beijing akan ditunda, menurut kantor berita Korea Selatan Yonhap.

Para pejabat Korea Selatan mengatakan pekan lalu, bahwa ada kemungkinan Kim akan segera berkunjung ke China.

Kim sebelumnya melakukan kunjungan dengan kereta api ke China pada tahun 2000, 2001, 2004 dan 2006. Dia dilaporkan tidak suka dengan pesawat terbang.

Para analis mengatakan, kunjungan seperti itu biasanya bertujuan untuk mencari bantuan ekonomi dari China. Selain itu, ada kemungkinan Korea Utara akan kembali ke perundingan perlucutan senjata nuklir enam negara yang lama terhenti.

China adalah sekutu besar Korea Utara dan sumber terpenting bagi pasokan pangan dan energi.

Korea Utara marah dan keluar dari perundingan itu April tahun lalu, serta berikrar akan mulai memproduksi plutonium pada level untuk pembuatan senjata.

Pyongyang kemudian melakukan uji coba senjata atomnya yang kedua pada bulan berikutnya.

Pyongyang mengatakan, pihaknya tidak akan kembali ke dialog nuklir sampai Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mencabut sanksi-sanksinya, dan sampai Amerika Serikat berkomitmen untuk mengadakan perundingan mengenai perjanjian perdamaian resmi.

Korea Utara berjanji dalam putaran perundingan enam negara sebelumnya untuk mengakhiri program senjata nuklirnya, dengan imbalan jaminan keamanan dan bantuan bahan bakar serta ekonomi.

Perundingan-perundingan itu melibatkan China, Jepang, kedua Korea, Rusia dan AS.

No comments:

Post a Comment