VIVAnews
By Edwan Ruriansyah, Zika Zakiya - Selasa, 26 Januari
VIVAnews - Presiden Otoritas Sepakbola Dunia (FIFA), Sepp Blater memastikan Piala Dunia 2018 akan berlangsung di Eropa. Di mana tepatnya nama negara penyelenggara belum diputuskan.
Namun, sudah pasti perhelatan akbar itu jadi milik Benua Biru. Alasan utama yang dikemukakan Blatter adalah kemudahan kerja dari FIFA. Pasalnya, markas FIFA juga berada di Benua Eropa. Tepatnya di Zurich, kota terbesar di Swiss, Eropa Barat.
"Saat ini ada pergerakan dari berbagai variasi kandidat yang pada akhirnya akan jadi solusi yang baik bila para kandidat untuk (Piala Dunia) 2018 berasal dari Eropa," kata Blatter di kota Madrid, Spanyol, seperti dilansir The Australian, Selasa 26 Januari 2010.
"Memang belum diputuskan, tapi itu adalah idenya. Juga untuk mempermudah kerja dari FIFA termasuk Komite Eksekutif," jelasnya.
Negara Eropa yang sudah mencalonkan diri termasuk Rusia, Inggris, Spanyol, Portugal, Belanda dan Belagia. Empat negara yang disebut terakhir memiliki opsi sebagai tuan rumah bersama (joint-host) atau bisa juga secara individual.
Namun, kandidat lain di luar Benua Biru juga tidak bisa dipandang sepele. Antara lain Amerika Serikat, Jepang dan Australia. Masih ingat bagaimana AS menjadi host yang cukup baik di Piala Dunia 1994 saat Brasil jadi juara lewat drama adu penalti.
Sedangkan Jepang juga tidak kalah menjadi joint host bersama Korea Selatan di Piala Dunia 2002. Bahkan, saat itu Korsel tampil apik dengan lolos ke semifinal setelah mengalahkan Italia dan Spanyol.
Kandidat terakhir, Australia adalah negara dengan perkembangan sepakbola terpesat. Kini The Socceroos -julukan timnas Australia- bahkan bercokol di peringkat 21 dunia.
Tertutupnya kemungkinan AS, Jepang dan Australia jadi host di Piala Dunia 2018 membuat mereka 'digeser' ke PD 2022. Dan itu artinya peluang Indonesia menjadi host PD semakin menipis.
No comments:
Post a Comment