Kompas
Kompas - Selasa, 26 Januari
BEIRUT, KOMPAS.com — Tragedi jatuhnya Ethiopian Airlines mengundang perhatian banyak pihak. Sebuah tim penyelidik dari Etiopia, termasuk pejabat maskapai, telah tiba di Beirut.
Perusahaan penerbangan Boeing telah berkoordinasi dengan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS untuk membantu Pemerintah Lebanon dalam penyelidikan atas kasus ini.
Tentara Lebanon, termasuk pasukan penjaga perdamaian PBB yang kini berada di negara itu, polisi Siprus, serta anggota militer dari Inggris yang ditempatkan di Siprus kini bahu-membahu memberikan bantuan. Helikopter, kapal, dan tim penyelam, semua dikerahkan untuk membantu pencarian dan upaya penyelamatan korban di kawasan Na'ameh, 10 km selatan ibu kota.
Ethiopian Airlines, perusahaan milik pemerintah ini, telah memosisikan dirinya sebagai pemain utama dalam lalu lintas udara internasional di Afrika. Baru-baru ini mereka pun memperluas jaringan ke Asia. Jumat lalu maskapai ini mengumumkan telah memesan 10 pesawat Boeing 737-800 dengan nilai investasi 767 juta dollar AS.
CEO Ethiopian Arilines Girma Wake mengatakan, dirinya tidak habis pikir mengapa para awak memaksakan diri untuk menerbangkan pesawat itu dalam cuaca buruk. "Saya tidak mampu lagi berkata. Dari apa yang saya lihat, (kecelakaan) itu karena cuaca. Kalau tidak, para kru tidak akan lepas landas," tutur Girma kepada wartawan
di ibu kota Etiopia, Addis Ababa.
Ia menambahkan, pesawat itu mulai digunakan pada 2002 dan terakhir kali dicek pada 25 Desember lalu. Tidak ada masalah teknis yang ditemukan.
No comments:
Post a Comment