Kompas - Senin, Agustus 10
[Topan Morakot Hantam Taiwan dan Pantai Timur China] Topan Morakot Hantam Taiwan dan Pantai Timur China
BEIJING, KOMPAS.com - Topan dahsyat Morakot menghantam pantai timur China pada Minggu (9/8) hanya beberapa jam setelah hampir sejuta penduduk diungsikan dari daerah tersebut.
Jumat dan Sabtu sebelumnya, topan itu juga melanda Taiwan dengan hujan lebat yang menyebabkan banjir terburuk di pulau tersebut dalam 50 tahun terakhir. Puluhan orang hilang dan dikhawatirkan tewas.
Topan Morakot menghantam Xiapu, sebuah kabupaten di Provinsi Fujian, China timur, membawa hujan lebat dan angin kencang hingga 119 km per jam, menurut seorang pejabat Biro Meteorologi China yang menolak mengungkapkan identitasnya.
Topan kuat itu mengempas Fujian pukul 16.20 (15.20 WIB) setelah sehari sebelumnya menyapu Taiwan, Jumat dan Sabtu, menewaskan tiga orang dan menyebabkan puluhan orang hilang. Curah hujan setinggi 200 cm di beberapa distrik menyebabkan banjir terburuk dalam setengah abad, kata Biro Cuaca Pusat.
Pusat Bantuan Bencana Taiwan mengatakan, seorang perempuan tewas ketika kendaraannya tercebur ke sebuah parit di Kaohsiung dalam hujan lebat hari Jumat dan dua lelaki tenggelam, masing-masing di Pingtung dan Tainan. Pusat Bantuan itu mengatakan, 31 orang hilang dan dikhawatirkan tewas.
Sekitar 1 juta orang diungsikan dari provinsi-provinsi timur China sebelum Minggu dini hari—lebih dari 490.000 orang di Zhejiang dan 480.000 lainnya di Fujian. Pihak berwenang di Fujian memanggil 48.000 kapal kembali ke pelabuhan.
Walau pihak berwenang China daratan semakin terlatih dalam bersiap menghadapi musim topan, cuaca yang kacau itu dapat mengganggu bisnis, perikanan, dan pelayaran di kawasan yang bergantung pada ekspor itu.
Morakot adalah topan pertama yang menghantam Taiwan tahun ini. Topan itu menyebabkan kerusakan pertanian sedikitnya 2,1 miliar dollar Taiwan (64 juta dollar AS) serta menyebabkan 170.000 rumah tanpa listrik dan 440.000 rumah tanpa aliran air.
Di Filipina Utara, Morakot juga menyebabkan banjir dan longsor dalam perjalanannya ke Taiwan, menewaskan 21 orang dan menyebabkan tujuh lainnya hilang, termasuk tiga turis Eropa yang hanyut pada Kamis, menurut Dewan Koordinasi Bencana Nasional, Minggu.
Jenazah seorang warga Belgia dan dua warga Perancis ditemukan hari Jumat, kata dewan itu.
Sementara itu, para pejabat China mengatakan, helikopter dan kapal penyelamat masih mencari sekitar 10 awak China yang kapalnya terperangkap dalam badai tropis Goni. Badai ini menyapu pesisir Hainan di China pada Kamis dan Jumat.
No comments:
Post a Comment